Jumat, 04 Oktober 2013

Herbal Reumatoid Arthritis

II.    Rheumatoid Arthritis

A.    Definisi Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis sendi-sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga menyebabkan peradangan dari jaringan sekitar sendi-sendi, begitu juga pada organ-organ lain dalam tubuh. Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh dengan sembarangan (salah mengira) diserang oleh sistim imunnya sendiri. Sistim imun adalah suatu organisasi yang kompleks dari sel-sel dan antibodi-antibodi yang diciptakan secara normal untuk mencari dan membasmi penyerbu-penyerbu tubuh, terutama infeksi-infeksi. Pasien-pasien dengan penyakit autoimun mempunyai antibodi-antibodi didalam darahnya yang menargetkan jaringan-jaringan tubuhnya sendiri, dimana mereka dapat berkaitan dengan peradangan. Karena ia dapat mempengaruhi beragam organ-organ tubuh lain, rheumatoid arthritis dirujuk sebagai suatu penyakit sistemik dan adakalanya disebut penyakit rheumatoid.

Ketika rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit kronis, berarti ia dapat berlangsung tahunan, pasien-pasien mungkin mengalami periode-periode panjang tanpa gejala-gejala. Secara khas, bagaimanapun, rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit yang progresif yang berpotensi menyebabkan kerusakan sendi dan ketidak mampuan fungsional. Suatu sendi adalah dimana dua tulang-tulang bertemu untuk mengizinkan gerakan dari bagianbagian tubuh. Arthritis berarti peradangan sendi. Peradangan sendi dari rheumatoid arthritis menyebabkan pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan kemerahan pada sendi-sendi. Peradangan
dari penyakit rheumatoid dapat juga terjadi pada jaringan-jaringan sekitar sendi-sendi, seperti
tendon-tendon, ligamen-ligamen, dan otot-otot.

Pada beberapa pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis, peradangan kronis menjurus pada kerusakkan dari tulang rawan (cartilage), tulang, dan ligamen-ligamen, menyebabkan kelainan bentuk sendi-sendi. Kerusakan pada sendi-sendi dapat terjadi pada awal penyakit dan dapat menjadi progresif. Lagi pula, studi-studi telah menunjukan bahwa kerusakan yang progresif pada sendi-sendi tidak harus berkorelasi dengan derajat dari nyeri, kekakuan, atau pembengkakan yang hadir pada sendi-sendi.

Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit rematik (rheumatic) yang umum, mempengaruhi kira-kira 1,3 juta orang-orang di Amerika, menurut data sensus yang sekarang. Penyakit ini adalah tiga kali lebih umum pada wanita-wanita daripada pada pria-pria. Ia menyebabkan sakit pada orang-orang dari semua suku bangsa secara sama-sama. Penyakitnya dapat mulai pada segala umur, namun ia paling sering mulai setelah umur 40 tahun dan sebelun umur 60 tahun. Pada beberapa keluarga-keluarga, beragam anggota-anggota dapat dipengaruhi, menyarankan suatu dasar genetik untuk kelainan ini.

Rheumatoid arthritis (RA) atau terkadang orang awam menyebutnya rematik adalah suatu penyakit inflamasi sistemik yang kronik. Pasien biasanya mengalami gejala awal-gejala biasanya samar-samar, sepeti nyeri musculoskeletal (otot dan tulang) yang cepat berlalu dan morning stiffness (kaku pada pagi hari) yang berlangsung beberapa minggu atau bulan tanpa menghasilkan diagnosis. Penyakit ini dapat menyebabkan ketidakmampuan dan kecacatan, bahkan dalam kondisi penyakit yang masih awal.

RA juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan moodpada penderitanya. Hal ini dapat terlihat dari beberapa kasus pasien RA yang ternyata juga disertai depresi. Sampai saat ini penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini biasanya mengenai membran sinovial dari berbagai sendi penghubung.

Prevalensinya pada populasi umum adalah sebesar 1-2%, dan perempuan menderita tiga kali lipat lebihbanyak daripada pria. Biasanya penyakit ini bermula pada usia sekitar 20-40 tahun. Dahulu penyakit ini dianggap sebagai penyakit yang ringan, tapi saat ini terdapat kecenderungan penyakit ini mempertinggi angka kematian dan menyebabkan ketidakberdayaan yang berat sehingga pengobatan awal dan agresif sangat diperlukan. Walaupun banyak penelitian baik di bidang genetik maupun imunologi, penyebab RA tetap tidak dapat diketahui pasti.Penelitian saat ini banyak memfokuskan pada kemungkinan bahwa penyakit ini merupakan hasil dari infeksi oleh organisme yang tidak diketahui, berlangsung secara genetik pada host (individu) yang rentan.

Penelitian yang berusaha untuk menjelaskan apakah stres akut mempunyai peranan dalam terjadinya RA mendapatkan hasil bervariasi. Beberapa penelitian mengatakan beberapa pasien akan memberikan sensitivitas berbeda terhadap suatu stress yang potensial. Adanya hendaya (ketidakmampuan) dalam hubungan interpersonal sangat bermakna dalam pengalaman yang penuh tekanan pada pasien-pasien rheumatoid arthritis.





b. Gejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Rheumatoid Arthritis

Gejala-gejala rheumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada derajat peradangan jaringan. Ketika jaringan-jaringan tubuh meradang, penyakitnya aktif. Ketika peradangan jaringan surut/mereda, penyakitnya tidak aktif (dalam remisi). Remisi-remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan perawatan, dan dapat berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. Selama remisi-remisi, gejala-gejala penyakit hilang, dan pasien-pasien umumnya merasa baik. Ketika penyakitnya kembali aktif (kambuh), gejala-gejala kembali.

Kembalinya aktivitas penyakit dan gejala-gejala disebut suatu flare. Perjalanan dari rheumatoid arthritis bervariasi dari pasien ke pasien, dan periode-periode dari flare-flare dan remisi-remisi adalah khas. Ketika penyakit aktif, gejala-gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam derajat rendah, nyeri-nyeri otot dan sendi, dan kekakuan. Kekakuan otot dan sendi biasanya paling terasa pada pagi hari dan setelah periode-periode ketidakaktifan. Arthritis adalah umum selama flare-flare penyakit. Juga selama flare-flare, sendi-sendi seringkali menjadi merah, bengkak, sakit, dan sensitif. Ini terjadi karena jaringan pelapis dari sendi (synovium) meradang, berakibat pada produksi cairan sendi (synovial fluid) yang berlebihan. Synovium juga menebal dengan peradangan (synovitis).

Pada rheumatoid arthritis, beragam sendi-sendi biasanya meradang dalam suatu pola yang simetris (kedua sisi tubuh terpengaruh). Sendi-sendi kecil dari kedua tangan-tangan dan pergelangan-pergelangan tangan seringkali terlibat. Pekerjaan-pekerjaan kehidupan harian yang mudah, seperti memutar tombol-tombol pintu dan membuka botol-botol dapat menjadi sulit selama flare-flare. Sendi-sendi kecil dari kaki juga biasanya terlibat. Adakalanya, hanya satu sendi yang meradang. Ketika hanya satu sendi yang terlibat, arthritis dapat meniru peradangan sendi yang disebabkan oleh bentuk-bentuk arthritis lain, seperti gout atau infeksi sendi.

Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan tubuh, tulang rawan (cartilage) dan tulang. Ini menjurus pada suatu kehilangan tulang rawan dan erosi dan kelemahan dari tulang-tulang dan begitu juga otot-otot, berakibat pada kelainan bentuk, kehancuran, dan kehilangan fungsi dari sendi. Jarang, rheumatoid arthritis dapat bahkan mempengaruhi sendi yang bertanggung jawab pada pengencangan pita-pita suara kita untuk merubah nada suara kita, sendi cricoarytenoid. Ketika sendi ini meradang, ia dapat menyebabkan keparauan suara. Karena rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit sistemik, peradangannya dapat mempengaruhi organ-organ dan area-area tubuh lain daripada sendi-sendi.

Peradangan dari kelenjar-kelenjar mata-mata dan mulut dapat menyebabkan kekeringan dari area-area ini dan dirujuk sebagai sindrom Sjogren. Peradangan rheumatoid dari selaput/pelapis paru (pleuritis) menyebabkan sakit dada dengan bernapas yang dalam atau batuk. Jaringan paru sendiri dapat juga meradang, dan adakalanya simpul-simpul (nodul-nodul) peradangan (rheumatoid nodules) berkembang dalam paru-paru. Peradangan dari jaringan/selaput yang mengelilingi jantung (pericardium), disebut pericarditis, dapat menyebabkan suatu sakit dada yang secara khas berubah dalam intensitas ketika berbaring atau bersandar kedepan. Penyakit rheumatoid dapat mengurangi jumlah sel-sel darah merah (anemia) dan sel-sel darah putih. Sel-sel putih yang berkurang dapat dikaitkan dengan suatu pembesaran limpa (dirujuk sebagai sindrom Felty) dan dapat meningkatkan risiko infeksi-infeksi.

Benjolan-benjolan keras dibawah kulit (rheumatoid nodules) dapat terjadi sekitar siku-siku dan jari-jari tangan dimana seringkali ada tekanan. Meskipun nodul-nodul ini biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala, adakalanya mereka dapat terinfeksi. Suatu komplikasi serius yang jarang, biasanya dengan penyakit rheumatoid yang sudah berjalan lama, adalah peradangan pembuluh darah (vasculitis). Vasculitis dapat merusak penyediaan darah pada jaringan-jaringan dan menjurus pada kematian jaringan. Ini paling sering awalnya terlihat sebagai area-area hitam yang kecil sekali sekitar dasar-dasar kuku atau sebagai borok-borok kaki.

c.         Mendiagnosis Rheumatoid Arthritis

Langkah pertama dalam mendiagnosis rheumatoid arthritis adalah suatu pertemuan antara dokter dan pasien. Dokter meninjau ulang sejarah gejala-gejala, memeriksa sensi-sendi untuk peradangan dan kelainan bentuk, kulit untuk nodul-nodul rheumatoid, dan bagian-bagian tubuh lain untuk peradangan. Tes-tes darah dan X-ray tertentu seringkali diperoleh. Diagnosis akan berdasarkan pada pola dari gejala-gejala, pengdistribusian dari sendi-sendi yang meradang, dan penemuan-penemuan darah dan x-ray. Beberapa kunjngan-kunjungan mungkin diperlukan sebelum dokter menjadi yakin atas diagnosisnya. Seorang dokter dengan training khusus dalam arthritis dan penyakit yang berhubungan dengannya disebut seorang rheumatologist.

Distribusi dari peradangan sendi adalah penting untuk dokter dalam membuat suatu diagnosis. Pada rheumatoid arthritis, sendi-sendi kecil dari tangan-tangan, pergelangan-pergelangan tangan, kaki-kaki, dan lutut-lutut meradang secara khas pada suatu distribusi yang simetris (mempengaruhi kedua sisi tubuh). Ketika hanya satu atau dua sendi-sendi yang meradang, diagnosis rheumatoid arthritis menjadi lebih sulit. Dokter mungkin kemudian melaksanakan testes lain untuk meniadakan arthritis yang disebabkan oleh infeksi atau gout. Deteksi nodul-nodul rheumatoid, paling sering sekitar siku-siku dan jari-jari tangan, dapat menyarankan diagnosis.

Antibodi-antibodi darah yang abnormal dapat ditemukan pada pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis. Suatu antibodi darah disebut "rheumatoid factor" dapat ditemukan pada 80% dari pasien-pasien. Citrulline antibody (juga dirujuk sebagai anti-citrulline antibody, anti-cyclic citrullinated peptide antibody, dan anti-CCP) hadir pada kebanyakan pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis. Adalah bermanfaat dalam diagnosis rheumatoid arthritis ketika mengevaluasi pasien-pasien dengan peradangan sendi yang tidak dapat dijelaskan. Suatu tes untuk antibodi-antibodi citrulline adalah paling bermanfaat dalam mencari penyebab dari peradangan arthritis yang sebelumnya tidak terdiagnosis ketika tes darah tradisional untuk rheumatoid arthritis, faktor rheumatoid, tidak hadir. Antibodi-antibodi citrulline telah dirasakan mewakili tingkatan-tingkatan awal dari rheumatoid arthritis pada keadaan (setting) ini. Antibodi lain yang disebut "the antinuclear antibody" (ANA) juga seringkali ditemukan pada pasien - pasiendengan rheumatoid arthritis.

Suatu tes darah yang disebut kecepatan sedementasi (kecepatan sed) adalah suatu ukuran dari berapa cepatnya sel-sel darah merah jatuh kedasar suatu tabung tes. Kecepatan sed digunakan sebagai suatu ukuran kasar dari peradangan sendi-sendi. Kecepatan sed biasanya lebih cepat selama flare-flare penyakitnya dan lebih perlahan selama remisi-remisi. Tes darah lain yang digunakan untuk mengukur derajat peradangan yang hadir dalam tubuh adalah C-reactive protein. Tes-tes faktor rheumatoid, ANA, kecepatan sed, dan C-reactive protein dapat juga abnormal pada kondisi-kondisi lain dari autoimun sistemik dan peradangan. Oleh karenanya, kelainan-kelainan pada tes-tes darah ini sendirian adalah tidak cukup untuk suatu diagnosis rheumatoid arthritis yang kuat. X-rays sendi mungkin adalah normal atau hanya menunjukan pembengkakan jaringan lunak pada awalnya penyakit. Ketika penyakitnya berlanjut (maju) x-rays dapat menunjukan erosierosi tulang yang khas dari rheumatoid arthritis pada sendi-sendi. X-rays sendi dapat juga bermanfaat dalam memonitor kemajuan penyakit dan kerusakan sendi melalui waktu. Scanning tulang, suatu prosedur tes radioaktif, dapat menunjukan sendi-sendi yang meradang.

Dokter mungkin memilih untuk melaksanakan suatu prosedur ruang praktek yang disebut arthrocentesis. Pada prosedur ini, sebuah jarum yang steril dan alat penyemprot (suntikan) digunakan untuk mengeluarkan cairan sendi dari sendi untuk studi di laboratorium. Analisa dari cairan sendi, dalam laboratorium, dapat membantu untuk meniadakan penyebab-penyebab lain arthritis, seperti infeksi dan gout. Arthrocentesis dapat juga bermanfaat dalam menghilangkan pembengkakan dan nyeri sendi. Adakalanya, obat-obat cortisone disuntikan kedalam sendi sewaktu arthrocentesis dalam rangka menghilangkan secara cepat peradangan sendi dan lebih jauh mengurangi gejala-gejala.

D. Herbal Rheumatoid Athritis

1.      Kunyit
Description: Manfaat Kunyit Untuk Kesehatan
Kunyit atau kunir yang memiliki nama latin Curcuma longa Linn aliasCurcuma domestica Val merupakan tanaman rempah asli Asia Tenggara. Seiring dengan perkembangan, kini kunyit sudah terdapat di Australia dan Afrika.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura).

Di India, kunyit telah digunakan selama lebih dari 2500 tahun untuk pengobatan. Kunyit banyak digunakan dalam pengobatan Ayurveda, karena memiliki efek farmakologis sebagai antiseptik dan antibakteri, memiliki efek yang sama dengan fluoride untuk gigi, menyembuhkan psoriasis dan peradangan sendi, serta membantu masalah pencernaan dan depresi.

Selain dijadikan sebagai obat tradisional, kunyit juga dimanfaatkan sebagai bumbu masak dan pewarna makanan. Bahkan menurut beberapa literatur, kunyit pertama kali digunakan di India sebagai bahan pewarna pakaian. Seiring dengan pengetahuan masyarakat tentang kandungan senyawa pada kunyit dan perkembangan teknologi, kunyit sudah dijadikan sebagai bahan dasar dalam produk kecantikan. Bentuknya pun bermacam-macam mulai dari kapsul, serbuk hingga minuman kesehatan.

Khasiat Kunyit dan Efek Farmakologis

Beberapa khasiat pengobatan kunyit pada manusia antara lain sebagai berikut:

1.      Selain memiliki aktivitas antimikroba, antiradang, dan antivirus, kunyit juga berpotensi meningkatkan jumlah antioksidan dalam tubuh. Kurkumin, senyawa fenolik alami pada kunyit, bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
2.      Kunyit berpotensi dalam pengobatan kanker. Pada penderita kanker, sel-sel kanker menjalar melalui pembuluh darah (metastasis) dan jaringannya menjadi tumor. Angiogenesis juga terjadi, yaitu pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyebar ke arah tumor untuk suplai nutrien, oksigen dan sirkulasi kotoran. Kurkumin mengobati kanker dengan menghambat laju pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru tersebut.
3.      Wanita yang mengalami masalah dengan haid dapat menggunakan kunyit untuk mengatasinya. Efek farmakologis kunyit dapat melancarkan darah dan haid serta mengurangi rasa nyeri dan lelah datang bulan.
4.      Sebagai antikoagulan alami, kunyit dapat menghalangi pembekuan darah dan mencegah terjadinya trombosis.
5.      Kunyit dapat menurunkan tekanan darah, mengobati diare, sakit lambung, asma, usus buntu, dan rematik.
6.      Sifat analgesik alami kunyit bekerja dengan menghambat Cox-2 yang mencetuskan rasa nyeri. Dengan sifat analgesik dan antiinflamasinya, kunyit dapat mengobati artritis dan rheumatoid artritis.
7.      Penyakit pikun dapat diperlambat dengan sering mengonsumsi kunyit dalam makanan. Penyakit Alzheimer adalah salah satu penyakit pikun yang terjadi umumnya pada usia tua, ketika kapasitas fisik otak berkurang. Kunyit berpotensi memperpanjang jangka waktu abilitas kognitif otak. Beberapa penelitian membuktikan bahwa manula di Asia yang sering mengkonsumsi kare (curry) yang mengandung kunyit memiliki daya ingatan yang lebih baik daripada manula di benua yang lain.

Karena sifat dari senyawa-senyawa yang dikandungnya, kunyit dijadikan sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit atau sebagai jamu untuk menjaga kesehatan tubuh. Berikut ini manfaat kunyit untuk kesehatan tubuh:
1.      Kunyit bermanfaat sebagai antiseptik dan antibakteri alami, berguna dalam mengobati luka atau luka bakar.
2.      Ketika dikombinasikan dengan kembang kol, kunyit terbukti dapat mencegah dan menghentikan pertumbuhan kanker prostat.
3.      Kunyit dapat mengobati diare.
4.      Kunyit dapat mencegah munculnya Melanoma (tumor ganas) serta dapat membunuh sel-sel melanoma yang ada di tubuh.
5.      Kunyit bermanfaat dalam mengurangi risiko leukimia.
6.      Kunyit dapat membantu proses detoksifikasi senyawa racun pada hati.
7.      Kunyit dapat mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer dengan menghilangkan penumpukan lempengan amiloid pada otak.
8.      Kunyit dapat mencegah metastasis, yakni penyebaran kanker dari tempat pertama (awal) ke tempat lain di dalam tubuh.
9.      Kunyit bermanfaat sebagai obat anti-inflamasi alami, tanpa efek samping. Karena sifatnya yang anti-inflamasi, kunyit sering digunakan dalam mengobati peradangan pada persendian seperti Artritis dan Artritis Reumatoid.
10.  Kunyit dapat memperlambat perkembangan multiple sclerosis (sklerosis ganda, yakni suatu kelainan peradangan pada otak & sumsusm tulang belakang).
11.  Kunyit dapat digunakan sebagai penghilang rasa sakit alami.
12.  Kunyit dapat membantu proses metabolisme lemak dan membantu dalam menjaga berat badan.
13.  Kunyit telah lama digunakan dalam pengobatan Cina sebagai pengobatan untuk depresi.
14.  Kunyit telah terbukti menghentikan pertumbuhan pembuluh darah baru pada tumor.
15.  Kunyit dapat mempercepat penyembuhan luka dan membantu dalam memperbaiki kulit yang rusak.
16.  Kunyit Dapat membantu dalam pengobatan psoriasis(penyakit autoimun yang mengenai kulit) dan kulit yang sedang mengalami peradangan.



2.       Seledri

Description: Manfaat Daun Seledri untuk Kesehatan
Seledri memiliki nama latin Apium graveolens L dan termasuk dalam famili Apiaceae atau suku adas-adasan. Seledri satu suku dengan wortel dan adas pulosari. Daun seledri sudah sejak lama digunakan sebagai bahan penyedap masakan karena aromanya yang khas dan menggugah selera. Bahkan di negara-negara Eropa dan Jepang tanaman seledri tidak ada yang mubazir, sebab mereka sudah biasa menjadikan batang, daun dan biji bunga seledri sebagai bahan masakan.
Seledri mulai dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Waktu itu para penjajah menggunakan seledri untuk penyedap masakan berkuah seperti sup. Sekarang ini, seledri merupakan bagian tak terpisahkan dari masakan Indonesia.
Selain manfaatnya sebagai bahan masakan, seledri juga berkhasiat sebagai tanaman obat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit dan gangguan kesehatan. Hal ini karena seledri mengandung senyawa-senyawa yang diperlukan tubuh.

Berikut ini beberapa senyawa yang terkandung dalam daun seledri dan berkhasiat untuk kesehatan:

·         Senyawa 3-n-butilpthalida, menurunkan tekanan darah, anti peradangan akibat infeksi, anti kejang, dan menurunkan kadar kolesterol darah.
·         Senyawa L-triptofan, antioksidan, mencegah aterosklerosis dengan cara menghambat proses oksidatif.
·         Serat, mencegah kegemukan. Jenis seratnya butuh waktu lebih lama untuk dicerna sehingga membuat rasa kenyang.
·         Vitamin. Dalam 100 gram seledri terkandung 494 IU vitamin A. Semakin hijau daunnya, semakin tinggi kandungan vitamin A di dalamnya. Vitamin lain di dalam seledri antara lain vitamin C, B1, dan B2.
·         Senyawa poliasetilena, bersifat racun bagi bakteri dan jamur sehingga digunakan sebagai tanaman obat sejak abad pertengahan. Di antaranya untuk obat anti peradangan akibat infeksi.

Aroma seledri yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang dikandungnya, paling tinggi pada buahnya yang dikeringkan. Kandungan utamanya adalah butilftalida dan butilidftalida sebagai pembawa aroma utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%)dan B (0,1 - 0,7%), serta senyawa golongan fenol.
Komponen lainnya adalah apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai seledri juga mengandung steroid seperti stigmasterol dan sitosterol.

Untuk mendapatkan khasiat dari daun seledri, bisa dilakukan dengan cara merebus dan mengambil sarinya, dimasak, dimakan mentah atau dibuat jus. Berikut ini beberapa manfaat daun seledri bagi kesehatan kita.

1. Sebagai Antioksidan
Seledri mengandung antioksidan jenis luteolin dan flavonoid yang membantu menangkal radikal bebas dalam tubuh. Luteloin juga berguna meningkatkan metabolisme tubuh.

2. Sebagai Antiinflamasi
Seledri juga mengandung zat anti-inflamasi, serta efektif mencegah masalah tulang seperti osteoartharitis dan nyeri sendi.

3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Seledri kaya dengan vitamin A dan vitamin C yang merupakan antioksidan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Vitamin C memungkinkan produksi kolagen yang membantu melindungi otot dan jaringan ikat untuk menjaga kesehatan kulit dan melawan penyakit.

4. Memperkuat tulang
Seledri mengandung Vitamin K yang berperan dalam sintesis protein (jenis osteocalcin) sehingga meningkatkan kepadatan tulang dan gigi.

5. Melindungi jantung
Tubuh kita menghasilkan asam amino yang disebut homosistein yang dapat mengganggu fungsi normal pembuluh darah dan menyebabkan penyakit kardiovaskular. Seledri mengandung Vitamin B9 atau folat, yang dapat mengubah asam amino menjadi molekul sederhana sehingga melindungi Anda dari serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

6. Membantu mencegah kanker
Senyawa organik miristisin dalam seledri terbukti mampu mencegah perkembangbiakan sel kanker dalam tubuh. Miristisin juga mengaktifkan enzim dan membantu menetralkan senyawa berbahaya tertentu penyebab kanker prostat dan usus

Description: F:\bahan besok\kentang1.gif3. Kentang









Kentang telah digunakan sebagai obat arthritis sejak berabad-abadlalu.
Ambil kentang berukuran sedang dan potong menjad iirisan tipis. Rendam irisan kentang di dalam segelas air dingin semalaman.
Berikan air tersebutkepadapasienpadapagiharidalamkondisiperut yang masihkosong.
Description: F:\bahan besok\mitos-mitos-tentang-jus-nanas.jpg4. Jus Nanas






Jus nanas jugabisameringankannyeripada orang yang menderita arthritis.
Enzim yang dikenal sebagai bromelain yang terkandung dalam nanas bermanfaat membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan.
5. Biji Wijen
Description: F:\bahan besok\images.jpgDescription: F:\bahan besok\wijen.jpg
Biji wijen sangat efektif untuk mengurangi rasa sakit akibat radang sendi.
Ambil satu sendok the biji wijen dan rendam semalam dalam secangkir air. Berikanlah rutan wijen ini kepada pasein di pagihari.
6. BawangPutih
Description: F:\bahan besok\BawangPutih.jpg
Bawang putih merupakan anti septikalami dan memiliki banyakmanfaat kesehatan.
Bawang putih bisa dimakan mentah atau dimasak bersamaan dengan berbagai makanan.
Herbal ini memiliki sifat anti-inflamasi yang membantu dalam mengurangi rasa sakit.
Bawang putih merupakan pelarut asamurat yang menjadi salah satu penyebab radang sendi.

7. Alfalfa
Description: F:\bahan besok\alfalfa-herbal-remedies-1.jpg
Alfalfa merupakan salah satu obat herbal untuk arthritis. Secangkir the minuman alfalfa terbukti menjadi ramuan yang bermanfaat untuk arthritis.
Ambil satu sendok the biji alfalfa dan didihkan dalam secangkir air. Konsumsi tiga atau empat kali sehari untuk meringankan arthritis.
8. Jahe
Description: F:\bahan besok\images (1).jpg
Jahe merupakan herbal yang memiliki banyak khasiat .Minuman jahe dan mengkompres dengan jahe adalah cara termudah untuk mengatasi pembengkak anak akibat radang sendi.




DAFTAR PUSTAKA


·                     Anonim. 2010. Cataract. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Cataract , tanggal
3 Oktober 2013.
·                    Ilham. 2006. Epidemiologi Katarak. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/20283414/EPIDEMIOLOGI-KATARAK , tanggal
·                    3 Oktober 2013.
·                    Ilyas, S. 2005. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. FKUI: Jakarta.
·                    Ocampo, V.V.D. 2009. Cataract, Senile: Differential Diagnosis and Workup. Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview , tanggal 3 Oktober 2013.
·                    Razi. 2011. Katarak Senilis. Diakses dari http://razimaulana.wordpress.com/2011/03/24/katarak-senilis/ , tanggal  3 Oktober 2013.
·                    Said. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senilis. Diakses dari http://alfinzone.files.wordpress.com/2010/12/patologi-pada-katarak1.pdf , tanggal  3 Oktober 2013.
·                    Suryasaputra, Wahyu. 2010. Katarak Senilis. Diakses dari   http://www.scribd.com/doc/66664997/Referat-Katarak-Senilis-Wahyu-Suryasaputra , tanggal 3 Oktober 2013.
·                    http://en.wikipedia.org/wiki/Rheumatoid_arthritis
·                    http://www.se7.org/2013/03/tumbuhan-kitolod-untuk-mata.html diakses tanggal 3 Oktober 2013
·                    http://www.harianjogja.com/2012/lifestyle/kesehatan/obat-herbal-buah-keben-atasi-katarak-186240 diakses tangaal 3 Oktober 2013
http://www.mayoclinic.com/health/rheumatoid-arthritis/DS00020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar